Cerita Dewasa Konflik Perselingkuhan Yang Terjadi Pasangan Ku Dengan Teman Ku Sendiri |
Cerita Dewasa Konflik Perselingkuhan Yang Terjadi Pasangan Ku Dengan Teman Ku Sendiri - Cerita Kisahku ini terjadi ketika aku pulang ke kota K, untuk menengok Vany. Kangenku padanya sudah nggak ketulungan, harusnya aku pulang 2 minggu lagi, tapi aku pulang seminggu lebih awal, karena udah tak tahan kangen. Sengaja Vany tak kuberi kabar untuk memberikan kejutan kepadanya, karena saat kutelepon katanya ia kangen sekali denganku.
Pagi-pagi benar aku sudah sampai di kota K, setelah melepas lelah aku meluncur naik taksi ke dekat rumah Vany. Dari wartel yang berjarak 500 m, kutelepon ke rumahnya.
“Pagi, Vany ada?”
“O.. Vany pergi baru dua menit yang lalu” Ibunya Vany yang mengangkat telephone.
“Kemana ya Bu?”
“Aduh kurang tahu ya.. Katanya mau bimbingan skripsi atau apa gitu?”
“Ya udah Bu, makasih”
Begitu kuletakkan telepon, kulihat mobil Vany melintas di depanku, entah kenapa aku tak terlintas dalam benakku untuk mengikutnya. Kulihat Vany berdandan sangat cantik dan sexy, mungkin itu juga yang membuatku curiga karena selama ini setiap ia bimbingan, dandanannya biasa-biasa saja. Akhirnya kuminta sopir taksi untuk mengikuti mobil Vany.
Setelah berjalan 3 km, tiba-tiba mobil berhenti, kemudian pintu dibuka, kulihat cowok yang sangat kukenali wajahnya, Vincent teman sekampus Vany , sesaat mereka ngobrol kemudian Vincent masuk ke mobil melalui sebelah kanan. Ternyata mereka ganti stir, Vincent yang memegang stir kemudian Vany duduk si sebelahnya.
- Beberapa saat mobil berjalan Vany menoleh ke belakang, aku terkejut langsung kutundukkan badanku agar ia tak mengenaliku. Saat ku munculkan lagi wajahku betapa terkejutnya aku ketika Vany ternyata mencium pipi Vincent, kemudian ia menggelayut mesra di bahu Vincent sambil Vincent terus menyetir. Hampir saja kuminta sopir taksi untuk menghentikan mobil mereka, namun naluriku berkata lain aku harus ikuti kemana mereka pergi.
Mobil Vany terus meluncur melewati batas kota K melewati kota U arah menuju areal wisata di kota B. Tiba-tiba badanku merinding, keringat dingin membasahi tubuhku, jangan-jangan mereka benar ke kota B, tempat aku dan Vany biasa memadu asmara. Sejenak aku diam menenangkan diri, tiba-tiba kulihat Hpku, aku ada ide coba telp HP Vany , toh ia tidak tahu kalo aku lagi pulang ke kota K.
“Hallo Sayang, lagi ngapain?”
“Eh Ryan, kupikir siapa kok nggak ada nomornya?” jawab Vany santai
“Oh iya aku pakai private number, sori belum kuganti. Lagi dimana nih?”
“Ini Ryan mau ke tempatnya Bu Ani, konsultasi skripsi”
“Emang rumahnya di mana?”
“E.. Di jl. KS..” Kudengar Vany agak gugup, ia menjawab sekenanya. Padahal setahuku Bu Ani itu rumahnya di Jl. RHT.
“Ya udah, ati-ati ya..”
“Ok Ryan Bye, cup ah..” Gila kupikir Si Vany , dia bohongi aku tapi masih juga sempat bersikap mesra.
Nonton Bokep Jepang - Dengan jawaban tadi aku yakin betul kalo Vany dan Vincent sedang menuju ke tempat wisata di kota B. Terbayang di wajahku pergumulan yang pernah aku lakukan bersama Vincent dan Vany , ada gairah, ada cemburu yang membara. Tapi kenapa mereka lakukan ini? Kenapa Vany menghianatiku? Kenapa Vincent menyalahgunakan kepercayaanku? Bukankah kuajak dia ikut bergabung pada permainan dulu itu agar tak ada cemburu diantara kita? Kenapa mereka melakukan ini tanpa seijinku bahkan berbohong kepadaku? Sejuta pertanyaan terus melintas di kepalaku.
Aku menyalahkan diriku sendiri kenapa kuajak Vincent waktu itu? Ah semuanya sudah telanjur, aku nggak bisa membayangkan lagi apa yang mereka perbuat selama ini ketika aku di luar kota. Dengan dalih skripsi mereka bebas melakukan apa saja.
Di sela-sela kegundahanku tiba-tiba kuingat Siska, pacar Vincent . Sedang apa kira-kira dia? Tahukah ia kalo Vincent selingkuh dengan Vany . Tiba-tiba ada gairah dalam diriku untuk menikmati tubuh Siska, kubayangkan bodynya, putihnya dan pantatnya yang aduhai. Kulihat Hpku kucoba cari nomornya, ah bersyukur aku ternyata aku masih menyimpan nomornya.
“Hallo Siska?”
“Iya.. Siapa nih?”Suaranya merdu dan manja sekali.
“Ini Ryan..”
“Oh Bang Ryan. Gimana kabarnya Bang?” sapanya sangat lembut dan ramah.
“Baik.. Siska sendiri gimana? Baik juga kan?”
“Iya Bang”
“Lagi dimana nih Siska”
“Di tempat temen Bang, di U”
“Lho nggak pacaran, kan hari sabtu?”
“Aduh Bang, Vincent lagi sibuk sekali akhir-akhir ini ngerjain skripsi, jangankan pacaran telp aja aku takut ganggu.. Lho bukannya Vincent lagi ke dosen ama Mbak Vany ? Abang di K kan? Belum ketemu Mbak Vany ?” tanyanya seperti memberondong.
Terbaru - “Oh ya tho.. Belum tuh Vany .. Eh kamu di kota U ya? Aku juga di U nih.. Gimana kalo kita ketemu, itung-itung ngilangin kangen sebagai sesama ditinggal pacar sibuk skripsi.. He.. He..” kucoba sambil bercanda sekaligus menghilangkan rasa cemburuku pada Vany dan Vincent.
“Ah Abang bisa aja.. Tapi boleh juga Bang, soalnya temenku juga mau pergi bentar lagi”
“Ya udah kujemput kamu ya..” Setelah Siska memberikan alamat temennya lalu kusuruh sopir taksi meluncur ke alamat tersebut.
“Pagi Siska”
Gila kulihat cantik sekali Siska pagi ini badannya yang dibalut kain ketat serta celana ketat tiga perempat seolah memamerkan semua tonjolan yang ia punya.
“Eh Abang.. Udah dateng kok cepat sekali?”
“Iya nih.. Ternyata posisiku tadi udah dekat.. Yuk” ajakku sambil mengandengnya masuk ke taksi. Terasa harum wangi parfumnya membuat ‘adik’ku menggeliat.
Setelah memasuki taksi, kemudian kami meluncur dengan cepatnya, seakan tahu betul sopir taksi itu mengarahkan ke obyek wisata B.
“Kemana kita Bang?” Tanya Siska melihat taksi ke arah B
“Gimana kalo kita ke B, sambil lihat pemandangan. Di jakarta lihatnya gedung terus sih..”
“Boleh Bang.. Siapa takut.. Asal nggak aneh-aneh aja Abang”
“Aneh-aneh gimana maksudnya?”
“Ya kan dah lama nggak ketemu Mbak Vany .. Aku nanti jadi pelampiasan lagi” katanya sambil mengerling penuh arti.
“Dasar kamu..” kataku sambil kucubit dia.
Di perjalanan kami terus bercanda, cerita kesana-kemari sampe akupun agak lupa kalo tujuanku adalah investigasi Vany dan Vincent . Hingga karena taksi dikemudikan sangat cepat maka tanpa diduga sebelumnya posisi taksiku persis di belakang mobil Vany yang dikemudikan Vincent.
“Bang itu bukannya mobil Mbak Vany ? Yang nyetir Vincent kan? Mau kemana mereka? Kok kemari?”
“Itulah yang juga Abang ingin tahu, Abang sejak tadi membuntuti mereka. Trus Abang telp Siska, eh pas di kota U juga, jadi sekalian aja pikirku. Abang juga penasaran kok Siska”
“Pantesan sibuk terus mereka, jangan-jangan”Siska tak meneruskan kata-katanya, matanya berkaca-kaca, ia rebahkan tubuhnya ke dadaku.
“Bang.. Gimana nih Bang?”
“Udahlah Siska.. Gak pa-pa.. Santai aja, toh Siska kan juga sama Abang.. Jadi satu-satu nantinya hehe”
“Ih Abang genit..
“Katanya sambil terus merapatkan ke badanku seakan nggak mau ia lepaskan. Kulihat Siska mulai agak tenang.
Taksi kami terus mengikuti arah mobil Vany , dari belakang kulihat sesekali Vany mencium Vincent , kadang sebaliknya Vincent yang mencium Vany.
“Ih.. Mereka genit sekali” kata Siska sebel.
“Aku cium Abang juga ah..” Tanpa peduli pada sopir taksi tiba-tiba Siska menciumku.
“Ih nakal kamu” Padahal saat itu adikku betul-betul tegang, aku bergairah melihat apa yang akan diperbuat Vany dan Vincent sekaligus bergairah karena Siska terus merapat ke badanku.
Tiba di kota B. Kulihat mobil Vany belok ke arah Hotel KDR, aku hafal betul karena di tempat itu aku dan Vany sering memadu kasih, lalu kuminta sopir taksi untuk terus dulu supaya nggak ketahuan mereka kalo aku dan Siska membuntuti.
“Bang mereka ke Hotel. Mau ngapain mereka? Masak konsultasi di Hotel?” Siska semakin sebel diliputi rasa cemburu, rasa yang sama yang pernah kurasakan dulu (Cemburu Membawa Sensasi).
“Udah Siska, tenang aja nanti kita ikutin mereka”
Setelah beberapa saat taksi kemudian kuminta berputar masuk ke hotel, aku berbincang-bincang sesaat dengan reseptionist yang aku udah lumayan kenal karena langganan lalu aku minta kamar di sebelah Vany dan Vincent . Sedangkan sopir taksi kuminta dia pulang setelah kubayar, karena aku berpikir pulangnya bareng sekalian dengan Vany dan Vincent.
Jalan menuju ke kamarku melewati depan kamar Vany dan Vincent , saat aku lewat terdengar desahan-desahan yang sangat menggairahkan. Kurang ajar batinku ternyata mereka udah nggak mampu menahan lagi, tapi di sisi lain desahan-desahan itu justru membuatku terasa bergairah.
Begitu masuk kedalam kamar aku dan Siska segera mencari lubang yang dapat kami gunakan untuk mengintip aktivitas Vany dan Vincent , tanpa menemui kesulitan kami menemukan lubang yang mampu melihat aktivitas mereka secara jelas namun tak mungkin mereka lihat karena tempatnya sangat tersembunyi.
“Oh Vany .. Aku kangen sekali ama tetekmu” ujar Vincent sambil memegang dada Vany yang masih terbungkus kain lengkap.
“Ohh.. Ohh.. Aku juga Vincent , aku kangen ama batangmu yang tegak itu” desah Vany sambil terus mereka berciuman bibir.
Kulihat Siska begitu dongkol melihat kelakuan mereka, namun sisi laen aku juga lihat kalo Siska wajahnya merah, kuduga selain menahan amarah ia juga menahan gairah melihat aktivitas Vincent dan Vany. Perlahan kuraba paha Siska yang masih terus mengintip aktivitas Vincent dan Vany.
“Ohh.. Oh..” Lenguhnya tanpa menggeser posisi mengintipnya.
Sementara di seberang kamar kulihat Vincent telah berhasil melucuti pakaian atas Vany hingga yang tertinggal di atas Vanyalah BH Vany.
“Ohh.. Vincent .. Lidahmu nakal sekali”
“Tapi kamu suka kan?”
“He eh.. Ehm.. Oh.. Terusin nakalmu Vincent , lepaskan BH ku” Vany semakin bernafsu.
Aku hafal betul kalau Vany paling tidak tahan jika teteknya di pegang. Dalam sekejap BH Vany sudah terlepas dari tempatnya, kini yang nampak adalah dua buah gunung kembar yang menjulang dengan puting yang sudah mengeras. Vincent dengan lahap menjilati puting tersebut.
“Ohh.. Enak sekali Vincent .. Kok bisa ya sekecil ini di jilat rasanya sampe ke ubun-ubun.. Oh” lenguh Vany dengan manja menahan gairah. Sementara aku sendiri terus bergerilya di paha Siska..
“Ough.. Ohh.. Enak Bang”
“Lepasin celanamu ya..” Pintaku dengan berbisik
“Ho.. Oh” Kulepas celananya yang tiga perempat, sengaja kusisakan CD-nya biar ada sensasi tersendiri.
“Uhh.. Bang” rintihnya ketika tanganku mengucap vegynya yang masih tertutup CD, namun nampak jelas rambut-rambutnya yang hitam kecoklatan.
“Ohh.. Ouhh.. Ohh.. Kamu pintar sekali Bang” desahannya makin keras tatkala kuraba bibir vegynya yang sudah basah.
Di seberang kamar kulihat Vany dan Vincent sudah tak berpakaian lagi alias telanjang bulat. Vany kulihat sedang mengoral penis Vincent .
“Ohh.. Vany enak.. Sekali.. Oh” Vincent meracau.
“Enak mana ama kuluman Siska Vincent ?” Tanya Vany sambil terus mengoral.
“Enakan oralmu Vany”.
Mendengar ucapan Vincent , Siska menjadi jengkel. Seolah ia akan membuktikan ucapan Vincent, kemudian ia segera melucuti celanaku. Terpampanglah penisku yang sudah tegak mengacung. Tanpa banyak basa basi ia langsung kulum penisku.
“Oh.. Ohh..” Bibir tipis Siska ternyata lihai juga mengoral penisku, memang kuakui bibir tebal Vany lebih mantap untuk mengulum penis, namun demi menyenangkan hati Siska aku tetap memuji dia.
“Auh.. Ogh, enak.. Siska .. Bohong kalo Vincent bilang enakan kuluman Vany .. Ohh..” Seakan makin bersemangat Siska terus mengocok penisku dengan cepat.
“Oh.. Siska enak sekali.. Aku nggak tahan Siska ..” sambil terus Siska mengulum penisku, tanganku menyelusup ke dada Siska, kutemukan dua gunung yang memang nggak sebesar punya Vany.
“Ohh.. Bang.. Aku bergairah sekali.. Bang.. Oh..”
Kulihat di kamar sebelah Vany dan Vincent sudah tidur berpelukan, terdengar dengkuran halus Vany yang sangat kukenal. Karena aku dan Siska terlalu asyik bermain sehingga tidak sempat melihat sampai klimaks Vincent dan Vany dalam mendaki kenikmatan.
“Bang masukin punyamu Bang.. Ohh.. Aku nggak tahan lagi” perlahan kumasukin penisku di vagy Siska .
“Pelan-pelan Bang.. Oh.. Nikmat.. Ohh”
“Ohh.. Ough..”
“Ouhh.. Ough.. Oghh.. Ohh” Kami terus berpacu mengjar nafsu yang semakin membara seolah lupa kalo di sebelah ada pasangan kita masing-masing.
“Ohh.. Bang aku hampir sampe”
“He eh.. Abang juga.. Dikeluarin dimana?”
“Di luar aja Bang aku lagi subur.. Oh”
“Ya udah Siska keluarin dulu..”
“Oh.. Bang.. Oh.. Ohh” Rintihan panjang Siska mengakhiri klimaksnya.
Ia semburkan lahar basahnya ke penisku, sementara penisku segera kutarik dan kukgoyang-goyangkan dengan keras di atas perut Siska .
“Ohh.. Ohh” cret cret spermaku keluar dengan derasnya di perut Siska..
Baca Juga Cerita Dewasa Persetubuhan Yang Tidak Di Rencanakan Dengan Janda Agresif
Kami kemudian berpelukan sangat erat. Sementara itu di kamar sebelah Vincent dan Vany masih tertidur, demikian pula dengan Siska , ia tertidur mungkin karena kecapekan. Sedangkan aku sendiri tak bisa tidur. Sambil menghisap rokok aku berpikir keras untuk menggali ide agar dapat menyelesaikan konflik perselingkuhan ini dengan happy ending dengan tanpa amarah bahkan kalo bisa dengan gairah, karena bagaimanapun awalnya aku yang salah dan aku memang sangat mencintai Vany, tapi vegy Siska pun juga lezat rasanya.
0 komentar